jurnaltoddoppuli.wordpress.com ...
Persahabatan adalah suatu yang indah, yang hanya dapat kita rasakan di dalam hati yang paling dalam, tidaklah ada kesenangan hati yang menyamai kesenangan bersahabat, dan tidaklah ada kedukaan yang melebihi putusnya persahabatan.
Sayyidina Umar Bin Khathab berfatwa, dalam meneguhkan persahabatan ada beberapa cara yaitu:
Kalau dia berbuat suatu kesalahan kepadamu dengan jalan mendurhakai Allah, balaslah dengan jalan taat kepada Allah.
Letakkanlah pekerjaan kawan itu di tempat yang baik, sampai datang bukti yang cukup atas yang sebenarnya. Jangan lekas menyangka salah terhadap perkataan seseorang, padahal masih ada jalan lain untuk membawanya kepada arti yang baik.
Siapakah yang tegak di tempat tuduhan, jangan marah jika orang bersangka jahat kepadanya.
Selama masih teguh memegang rahasia, selama itu pula masih terpegang kebaikan di tangan.
Carilah sahabat yang jujur, dengan jalan demikian engkau terpelihara dari bahaya dan dialah tempat kembali ketika datang bencana.
Jujurlah, walaupun kejujuran itu akan membunuhmu.
Jangan suka mengorek-ngorek perkara yang bukan perkaramu.
Jangan ditanyai barang yang tidak ada, lantaran kadang-kadang sebab ditanyakan barang yang tidak ada jadi ada.
Jangan meminta tolong menyampaikan hajatmu kepada orang yang tidak suka maksudmu berhasil.
Jangan berkawan dengan orang durjana, sebab berkawan dengan mereka mengajar engkau kenal pula akan kedurhakaan.
Jauhi musuhmu.
Hendaklah awas terhadap seseorang, sebelum dipercayai benar.
Tidak ada kawan yang bisa dipercayai, kalau dia tidak takut kepada Allah.
Hati-hatilah mengucapkan perkataan.
Rendahkan diri ketika taat.
Teguhkan hati menjauhi maksiat.
Suatu pekerjaan darimu sendiri kalau sulit bermusyawarahlah dengan yang takut kepada Allah karena Allah telah berfirman, "Hamba Allah yang takut kepada Allah hanyalah orang yang berpengetahuan jua."
Semoga kita dapat mengambil sahabat yang terbaik bagi diri kita sehingga kehidupan pun akan selalu indah didampingi oleh sahabat-sahabat yang dapat meningkatkan keimanan kita Kepada Allah Sang Pemberi Kehidupan.
(Sumber: "Falsafah Hidup" karya Prof. Dr. Hamka)